Senin, 09 September 2024

Apa itu kurikulum

 

apa itu kurikulum ?

 

Murid hidup pada keadaan dan zaman yang sudah berbeda. cara berkomunikasi cara belajar dan cara memangdang diri dan lingkungan berbeda dengan yang kita alami pada zaman kita. keterampilan dan kompetensi apa yang dibutuhkan murid murid kita untuk berkontribusi  dalam lingkup local dan global  bagaimana cara mereka belajar, kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan.

sampai saat ini belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman belajar, nyatanya lebih dari sekedar itu. kurikulum itu kompleks dan multi dimensi. kurikulum dapat dimaknai dari titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid. kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan, jika jantungnya lemah maka penyalurah darah tidak lancer dan bias berakibat fatal.

Ralph Tyler dalam bukunya “ the Basic principle of Curriculum” mengungkapkan setidaknya ada 4 komponen dalam  kurikulum yaitu:

-        Tujuan

-        Konten

-        Metode/cara

-        Evaluasi

umumnya, beberpa Negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Tujuan Pembelajaran / Konten

2.      Panduan Pedagogi

3.      panduan asesmen

komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid, mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut. dengan begitu sangat jelas  bahwa murid menjadi acuan atau core dari kurikulum itu sendiri. maka kemerdekaan murid dalam belajarlah jantung dari pengembangan kurikulum. lalu apa sih peran dan fungsi kurikulum ?.

kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam system pendidikan nasional. kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran. maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid. peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka yang dapat:

1.      mewariskan nilai masyarakat yang relevan dengan masa kini

2.      mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan

3.      menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai control social

Murid murid kita yang beragam suku, budaya, bahasa, dan adat istiadat, dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum. sehingga kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks di mana satuan pendidikan itu berada. sesuai peran guru sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran.  kita harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan.

oleh sebab itu, pengembangan kurikulum diperlukan di seiap satuan pendidikan. “kurikulum yang baik  adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”. disinilah peran kita sebagai pemilik dan pengembang kurikulum di Satuan Pendidikan. kita harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid. begitupun dengan pembelajarannya. kitalah yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid kita, kompetendsi apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mewujudkannya. proyeksi pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD mengarahkan bahwa kompetensi tidak hanya focus pada :

-        kognitif

-        sikap

-        Psikomotorik

tatapi perlu ada nilai/ Value. saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan social emosional murid merupakan fondasi atau prasyarat yang perlukan murid. ini untuk membangun kompetensi transformatif dengan siklus belajar “ siklus Antisipasi – Aksi – Refleksi” menuju pembelajaran sepanjang hayat.

               Transformasi pembelajaran dengan paradigm baru menekankan pada penguatan Kompetensi dan materi esensial atau bermakna. bukan banyaknya materi/konten yang didapatkan murid, melainkankonten/materi yang esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam. Proses pembelajaran tersebut, salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran inkuiri, yang menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar yang kuat pada murid. pentingnya rasa ingin tahu murid perlu kita munculkan kemudian digabungkan dengan obrolan atau percakapan yang menjadi bagian dari pembelajaran.

pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti mengapa? apa? dan bagaimana? merupakan cara guru untuk menstiulasi tujuan belajar murid, mengeksplorasi apa yang telah mereka ketahui sehingga menghasilkan dampak yang bermakna dalam penyelidikan-penyelidikan yang mereka lakukan.

lalu seperti apa sikluis pembelajaran inquiri ? 


 

1.      menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan, agar imajinasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikirannya

2.      mencari tahu mengumpulkan data, fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang murid telah ketahui serta menmukan informasi baru dengan beragam keterampilan yang mereka miliki.

3.      memilah, mengorganisasi, menganalisa, menerjemahkan dan mengkomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berfikirnya.

4.      membuat koneksi mencoba menghubungkan dengan topic lain yang berkaitan dengan konteks diri murid dan lingkungannya.

5.      menyelami/mendalami mendorong murid mengambil makna/esensi dari kegiatan belajarnya, melalui penyelidikan, juga murid mendalami/menyelami rasa ingin tahu lebih jauh dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab di diri mereka.

6.      aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah murid pelajarai, dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya. aksi ini muncul karena inovasi internal dari dalam diri murid.

 

dan yang juga tidak kalah penting transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter, berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk mewujudkan profil pelajar pancasila melalui pembelajaran berbasis projek. dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak  positif  bagi dirinya dan lingkungannya kelak.







Yang Punya Blog

Yang Punya Blog
Abdul Ajiz Kamaludin